.

.

Sabtu, 24 September 2016

Filled Under:

PAJAK HOTEL




Dasar :

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel



Pengertian

Pajak  Hotel  adalah  pajak  atas  pelayanan  yang  disediakan  oleh     hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa  terkait  lainnya  dengan  dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk  pariwisata, wisma  pariwisata,  pesanggrahan,  rumah  penginapan  dan  sejenisnya,  serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Objek Pajak

Objek  Pajak  Hotel  adalah  pelayanan  yang  disediakan  oleh  hotel.

Pelayanan  yang  disediakan  hotel  termasukjuga jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan  kemudahan  dan  kenyamanan,  termasuk  fasilitas  olahraga  dan  hiburan.

Jasa penunjang sebagaimana dimaksud adalah fasilitastelepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

Tidak termasuk objek Pajak Hotel 

Tidak termasuk objek Pajak Hotel  adalah:

  1. jasa  tempat  tinggal  asrama  yang  diselenggarakan  oleh  pemerintah  atau  pemerintah  daerah;
  2. jasa  sewa  apartemen,  kondominium,  dan  sejenisnya;
  3. jasa  tempat  tinggal  di pusat  pendidikan  atau  kegiatan  keagamaan;
  4. jasa  tempat  tinggal  di  rumah  sakit,  asrama  perawat,  panti  jompo, panti  asuhan, dan  panti  sosial  lainnya  yang  sejenis;  dan
  5. jasa  biro  perjalanan  atau  perjalanan  wisata  yang  diselenggarakan  oleh   hotel  yang  dapat  dimanfaatkan  oleh  umum

Subjek Pajak

SubjekPajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran  kepada  orang  pribadi  atau  badan  yang mengusahakan hotel.

Wajib Pajak

Wajib  Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yangmengusahakan hotel.

Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang diterima atau  yang seharusnya diterima hotel

Tarif Pajak

Tarif  Pajak  Hotel  ditetapkan  sebesar  10%  (sepuluh  persen)

Cara Penghitungan Pajak

Pajak Hotel = Dasar Pengenaan Pajak X Tarif Pajak

Contoh Perhitungan :

Jumlah pembayaran yang diterima sesuai bill/dokumen lain = Rp.15.000.000

Tarif Pajak                                                               = 10 %

Pajak Hotel                                                              = 15.000.000 X 10 %

= Rp. 1.500.000



Masa Pajak Hotel

Masa  pajak  adalah  jangka  waktu  1  (satu)  bulan  kalender  atau  jangka  waktu  lain  yang  diatur  dengan  Peraturan  Bupati  paling  lama  3  (tiga)  bulan  kalender,  yang  menjadi  dasar  bagi  Wajib  Pajak  untuk  menghitung,  menyetor  dan  melaporkan  pajak  yang  terutang

Saat Terutang Pajak Hotel

Saat  terutangnya  pajak  ditetapkan  pada  saat  terjadi  pelayanan di hotel

Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya pelayanan

Pembayaran  pelayanan  menggunakan  bill  atau  bukti  pembayaran  lainnya

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Setiap  Wajib  Pajak  harus  mengisi  SPTPD

SPTPD harus diisi denganjelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib  Pajak ataukuasanya.

SPTPD  harus  disampaikan  kepada  Bupati  selambat-lambatnya  15  (lima  belas)  hari  setelah  berakhirnya  masa pajak.

SPTPD digunakan untuk menghitung, menetapkan dan membayar Pajak Hotel

Pembayaran Pajak Hotel

Wajib  Pajak  membayar  sendiri menggunakan  SPTPD

Wajib  Pajak  yang  memenuhi  kewajiban  perpajakan dengan  menggunakan  SPTPD,  SKPDKB,  dan/atau  SKPDKBT

Tata Cara Pembayaran Pajak

• Wajib Pajak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Seksi Pajak Bidang Pendapatan DAerah

•Petugas Seksi Pajak Membuat SKPD dan ditanda tangani oleh Kepala Bidang/Kepala Seksi Pajak

•Petugas Seksi Pajak membuatkan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah)

•Wajib Pajak Membayar Pajak Daerah dilampiri  SSPD ke Tempat Pembayaran

•Wajib Pajak Menyerahkan Bukti Pembayaran Pajak yang dilampiri SSPD ke Petugas Seksi Pajak

•Petugas Seksi Pajak Menyerahkan  SKPD dan SSPD kepada Wajib Pajak , dan lembar lainnya diarsip


Bupati  dapat  menerbitkan  STPD  jika:

  1. pajak  dalam  tahun  berjalan  tidak  atau  kurang  dibayar;
  2. dari  hasil  penelitian  SPTPD  terdapat  kekurangan  pembayaran  sebagai  akibat  salah  tulis  dan/atau  salah  hitung; dan/atau
  3. Wajib  Pajak  dikenakan  sanksi  administratif  berupa  bunga  dan/atau  denda.

Jumlah  kekurangan  pajak  yang  terutang  dalam  STPD ditambah  dengan  sanksi  administratif  berupa  bunga  sebesar  2%  (dua  persen)  setiap  bulan  untuk  paling  lama  15  (lima  belas)  bulan  sejak  saat  terutangnya    pajak.

PENGURANGAN  DAN  KERINGANAN  PAJAK

Bupati  berdasarkan  permohonan  Wajib  Pajak  dapat  memberikan  pengurangan  dan  keringanan  pajak,  dalam  hal:

  1. terjadi  suatu  bencana;
  2. pemberian stimulus kepada masyarakat/Wajib  Pajak dengan memperhatikan  kemampuan  Wajib  Pajak;
  3. usaha  pengentasan  kemiskinan;
  4. usaha  peningkatan  perekonomian  masyarakat;  dan
  5. terdapat  alasan  lain  dari  Wajib  Pajak  yang  dapat  dipertanggung jawabkan

PEMERIKSAAN

Bupati atau pejabat yang berwenang berhak melakukanpemeriksaan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan  peraturan  perundang-undangan  perpajakan  daerah.

Wajib  Pajak  atau  pihak-pihak  yang  terkait  yang  diperiksa  wajib:

  1. memperlihatkan  dan/atau  meminjamkan  buku  atau  catatan,  dokumen  yang  dasarnya  dan  dokumen  lain  yang  berhubungan  dengan  obyek  pajak;
  2. memberikan  kesempatan  untuk  memasuki  tempat  atau  ruangan  yang  dianggap  perlu  dan  memberikan  bantuan  guna  kelancaran  pemeriksaan;  dan/atau
  3. memberikan  keterangan  yang  diperlukan

KETENTUAN PIDANA

Wajib  Pajak  yang  karena  kealpaannya  tidak  menyampaikan  SPTPD  atau  mengisi  dengan  tidak  benar  atau  tidak  lengkap  atau  melampirkan  keterangan  yang  tidak  benar  sehingga  merugikan  keuangan  Daerah  dapat  dipidana  dengan  pidana  kurungan  paling  lama  1 (satu)  tahun  atau  denda  paling  banyak  2  (dua)  kali  jumlah  pajak  terutang  yang  tidak  atau  kurang  dibayar.

Wajib  Pajak  yang  dengan  sengaja  tidak  menyampaikan  SPTPD  atau  mengisi  dengan  tidak  benar  atau  tidak  lengkap  atau  melampirkan keterangan  yang  tidak  benar  sehingga  merugikan  keuangan  Daerah  dapat  dipidana  dengan  pidana  penjara  paling  lama  2 (dua)  tahun atau  denda  paling  banyak  4  (empat)  kali  jumlah  pajak  terutang  yang  tidak  atau  kurang  dibayar.

0 komentar :

Posting Komentar